Wali Kota Pekalongan Ajak Santri Berperan Dalam Menjaga Keutuhan NKRI

Wali Kota Pekalongan H M Saelany Machfudz, SE membuka Seminar Nasional UU Pesantren dengan tema “Tantangan Pondok Pesantren Pasca UU Pesantren" di Djunaid Convention Hall. Kamis (24/10).
Acara yang mengangkat Tema " Tantangan Pesantren Pasca UU Pesantren ".Dalam sambutannya, Wali kota kembali menekankan bahwa santri saat ini menjadi barometer atau tolak ukur dalam pemerintahan saat ini. Apalagi telah disahkannya UU tentang Pesantren, bukti bahwa bentuk perhatian pemerintah kepada seluruh santri yang ada di Indonesia yang semakin terdepan. Dan para Ulama, santri,dan pemerintah saling sinergi menjaga keutuhan NKRI dalam menangkal radikalisme yang akhir-akhir ini menjadi acaman bagi bangsa ini.
Seminar yang diikuti oleh santriwan dan santriwati tersebut diisi oleh 3 pemateri, yaitu KH. Maman Imanul Haq (DPR RI),
K.H. Bisri Romli (DPR RI), dan
Dr. H. Ade Dede Rohayana, M.Ag (Rektor IAIN Pekalongan), dan dibuka secara langsung oleh Wali Kota Pekalongan.
Wali Kota juga berharap agar santri semangat untuk meningkatkan mutu pendidikan agar lebih berperan dalam pembangunan di Indonesia.
Untuk saat ini, sudah terbukti baru saja telah dilantik K.H. Ma'ruf Amin sebagai Wakil Presiden 2019-2024 bahwa Ulama atau Santri ikut serta membangun bangsa dan negara. Selain itu Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin putra mbah moen, dan tentunya masih banyak lagi santri yang sekarang menjadi peran penting dalam pembangunan bangsa dan negara. "Tegas Saelany, dalam sambutannya.
Saelany juga berpendapat bahwa Santri harus dapat mewarnai bahkan menjadi salah satu faktor penting agar perkembangan saat ini tidak menjadi mudarat atau kerusakan akan tetapi sebagai manfaat bagi kemanusiaan dan santri harus tetap mempertahankan ciri khasnya sebagai seorang yang dapat menempatkan nasionalisme dan agama dalam satu tarikan napas.
PersRilis Bagian Humas Setda Kota Pekalongan
Nomor : 016/PR/X/19
Acara yang mengangkat Tema " Tantangan Pesantren Pasca UU Pesantren ".Dalam sambutannya, Wali kota kembali menekankan bahwa santri saat ini menjadi barometer atau tolak ukur dalam pemerintahan saat ini. Apalagi telah disahkannya UU tentang Pesantren, bukti bahwa bentuk perhatian pemerintah kepada seluruh santri yang ada di Indonesia yang semakin terdepan. Dan para Ulama, santri,dan pemerintah saling sinergi menjaga keutuhan NKRI dalam menangkal radikalisme yang akhir-akhir ini menjadi acaman bagi bangsa ini.
Seminar yang diikuti oleh santriwan dan santriwati tersebut diisi oleh 3 pemateri, yaitu KH. Maman Imanul Haq (DPR RI),
K.H. Bisri Romli (DPR RI), dan
Dr. H. Ade Dede Rohayana, M.Ag (Rektor IAIN Pekalongan), dan dibuka secara langsung oleh Wali Kota Pekalongan.
Wali Kota juga berharap agar santri semangat untuk meningkatkan mutu pendidikan agar lebih berperan dalam pembangunan di Indonesia.
Untuk saat ini, sudah terbukti baru saja telah dilantik K.H. Ma'ruf Amin sebagai Wakil Presiden 2019-2024 bahwa Ulama atau Santri ikut serta membangun bangsa dan negara. Selain itu Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin putra mbah moen, dan tentunya masih banyak lagi santri yang sekarang menjadi peran penting dalam pembangunan bangsa dan negara. "Tegas Saelany, dalam sambutannya.
Saelany juga berpendapat bahwa Santri harus dapat mewarnai bahkan menjadi salah satu faktor penting agar perkembangan saat ini tidak menjadi mudarat atau kerusakan akan tetapi sebagai manfaat bagi kemanusiaan dan santri harus tetap mempertahankan ciri khasnya sebagai seorang yang dapat menempatkan nasionalisme dan agama dalam satu tarikan napas.
PersRilis Bagian Humas Setda Kota Pekalongan
Nomor : 016/PR/X/19