Menuju Industri Batik Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan, Pemkot Pekalongan Gelar Kick Off Pilot Project “Green Batik”

Menuju Industri Batik Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan, Pemkot Pekalongan Gelar Kick Off Pilot Project “Green Batik”

Kota Pekalongan – Pemerintah Kota Pekalongan resmi menggelar Kick Off Pilot Project Green Batik sebagai langkah awal menuju industri batik yang ramah lingkungan, di Ruang Jlamprang Setda Kota Pekalongan pada senin siang (15/04/25). Kegiatan ini dihadiri oleh Wali Kota Pekalongan, H. Achmad Afzan Arslan Djunaid, S.E., M.M., serta perwakilan dari Pemerintah Belanda, Ivo van der Linden beserta tim. Proyek ini merupakan kolaborasi antara Pemerintah Kota Pekalongan dan Pemerintah Belanda dalam upaya penanganan limbah industri batik yang selama ini menjadi tantangan utama khususnya bagi pelaku UMKM di Kota Batik.

Dalam sambutannya, Wali Kota Pekalongan menyampaikan bahwa proyek ini bukan hanya menjawab isu lingkungan, tetapi juga memperkuat peran Pekalongan sebagai pusat batik dunia. Mas Aaf, sapaan akrabnya, juga menekankan pentingnya pengolahan limbah yang dapat diterapkan oleh UMKM, mengingat dominasi pelaku industri batik di Pekalongan berasal dari sektor tersebut.

“Sebetulnya kalau menggunakan bahan kimia baik kain, obat batik, dan lainnya pasti akan menghasilkan limbah yang tidak ramah lingkungan. Maka dari itu, kita butuh pengolahan yang benar dan bisa diterapkan secara luas, termasuk oleh pelaku UMKM. Ini menjadi pekerjaan rumah kita bersama.” tambahnya.

Pada tahap awal, proyek Green Batik akan dilaksanakan di empat kelurahan sebagai percontohan, yakni Kelurahan Pesindon, Dekoro, Gamer, dan Jenggot. Selanjutnya, program ini akan diperluas secara bertahap ke seluruh wilayah Kota Pekalongan. Selain pengolahan limbah batik, sistem ini juga berpotensi diintegrasikan dengan sistem pengolahan limbah sampah rumah tangga.

“Ke depan, mudah-mudahan sektor batik tetap bertahan meskipun sektor tekstil sedang mengalami penurunan. Batik memiliki nilai seni dan kreativitas yang tinggi. Untuk batik berkelas, harga bukanlah masalah—terutama bagi para kolektor. Target kami, pada tahun 2027 proyek ini bisa diselesaikan dan dijalankan secara penuh di seluruh Kota Pekalongan,” tutup Mas Aaf.

Tim Dokumentasi Protokol dan Komunikasi Pimpinan Kota Pekalongan