Bangunan Liar di Atas Saluran Air akan Tetap Ditertibkan

Pekalongan - Bangunan - bangunan liar yang berdiri di atas saluran air di Kuripan  akan tetap ditertibkan setelah lokasi pengganti benar- benar siap. Hal itu mengemuka pada sesi dialog antara Walikota Pekalongan dengan warga pada acara Ngaji Bareng Ulama Umaro yang di gelar di Mesjid Baitul Mu'minin , Kuripan Lor, Pekalongan (31/1) malam.

Saat sesi dialog, salah seorang warga mengemukakan keberatannya terkait rencana relokasi bangunan yang berada di saluran irigasi."Kami merasa relokasi ini sangat memberatkan dan bisa berdampak pada pekerjaan kami, karenanya kami mohon agar hal ini dikaji kembali, paling tidak kami meminta waktu untuk adaptasi di tempat baru selama tiga tahun," katanya.

Andang menilai lokasi baru tidak layak untuk usaha karena ukuranya yabg terlalu kecil." Selain itu untuk jalan mobil juga agak menyusahkab karena susah untuk putar arah atau berpapasan sesama mobil," tambahnya.
Wali kota Pekalongan HM Saelany Machfudz yang hadir didampingi sejumlah Kepala Di nas menjelaskan bahwa tanah yang mereka gunakan sebagai lokasi usaha itu tidak ada ijinnya. "Karenany demi ketertiban bersama maka akan tetap dipindahkan sesuai rencana," tegasnya. Permintaan waktu adaptasi tiga tahun pun ditolak oleh walikota dengan lembut namun tegas. " Karena jika hal itu dilakukan berarti Pemkot Pekalongan melanggar hukum dan aturan," tegasnya.

Terkait masalah jalan di lokasi relokasi yang dinilai tidak layak, wali kota langsung meminta dinas terkait untuk mengkaji dan memperbaiki nya.
Acara Ngaji Bareng ini selain dihadiri sejumlah kepala dinas dan organisasi Perangkat daerah (OPD) Juga diikuti oleh puluhan perwakilan warga.  Hadir sebagai pembicara adalah KH Yaskur Maskur. Saat menyampaikan mauidho Hasanahya ulama pengelola salah satu pondok Pesantren ini bahkan sempat menyindir Wali kota terkait banjir beberpa hari lalu. Dia mempertanyakan peran Pemkot Pekalongan mengenai adanya bangunan - bangunan diatas trotoar yang menyebabkan banjir.

" Pada banjir lalu pondok tempat kami menjadi salah satu tempat mengungsi, dan Alhamdulillah kami mampu tidak mendapat bantuan dari pemerintah," ujarnya sambil melirik walikota yang duduk disebelahnya. Wali kota pun hanya bisa senyum-senyum menerima kritik itu. Disela-sela acara ini walikota juga menyerahkan bantuan sembako secara simbolik kepada tiga orang warga.


Tim Dokumentasi Protokol dan Komunikasi Pimpinan Kota Pekalongan