Wali Kota Buka Uji Kompetensi SKKNI Pembatik

Wali Kota Buka Uji Kompetensi SKKNI Pembatik
Wali Kota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid, hadir dan memberikan sambutan pada acara Uji Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bagi pembatik yang ada di Kota Pekalongan. Kamis (26/10/2023) di Ruang Jlamprang Setda Kota Pekalongan.
Hadir juga pada kesempatan tersebut Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga kerja Kota Pekalongan, Sri Budi Santoso, dan Narasumber dari Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta, Titik Purwanti, serta dari Universitas Pekalongan, Magfiroh.
Dalam laporanya, Sri Budi Santoso mengatakan Uji SKKNI ini merupakan pemberian legalitas bagi para pembatik. “Karena saya yakin semua peserta adalah orang-orang yang ahli dalam bidang pembatikan,” katanya.
Total ada 110 orang pembatik yang menjadi peserta. Mayoritas adalah kaum perempuan. “Sebagian peserta adalah kaum ibu-ibu dari kelurahan Degayu dan Gamer yang merupakan sentra produksi batik,” tambahnya.
Sementara itu, dalam sambutanya Wali Kota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid, atau yang biasa disapa Mas Aaf, mengapresiasi pelaksanaan Uji SKKNI yang digelar Dispenrinaker Kota Pekalongan tersebut.
Menurut Mas Aaf, legalitas adalah suatu hal yang penting, termasuk bagi para pembatik. “Ini bisa mempermudah para pembatik untuk mendapatkan pekerjaan atau pindah kerja,” ujar Aaf.
Apalagi menurut Mas Aaf, Pekalongan merupakan daerah penyuplai batik terbesar di seluruh Indonesia. “80% batik di Indonesia ini berasal dari Pekalongan, karenanya keberadaan pembatik yang diakui keahlianya sangat penting,” tambahnya.
Tim Dokumentasi Protokol dan Komunikasi Pimpinan Kota Pekalongan
Wali Kota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid, hadir dan memberikan sambutan pada acara Uji Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bagi pembatik yang ada di Kota Pekalongan. Kamis (26/10/2023) di Ruang Jlamprang Setda Kota Pekalongan.
Hadir juga pada kesempatan tersebut Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga kerja Kota Pekalongan, Sri Budi Santoso, dan Narasumber dari Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta, Titik Purwanti, serta dari Universitas Pekalongan, Magfiroh.
Dalam laporanya, Sri Budi Santoso mengatakan Uji SKKNI ini merupakan pemberian legalitas bagi para pembatik. “Karena saya yakin semua peserta adalah orang-orang yang ahli dalam bidang pembatikan,” katanya.
Total ada 110 orang pembatik yang menjadi peserta. Mayoritas adalah kaum perempuan. “Sebagian peserta adalah kaum ibu-ibu dari kelurahan Degayu dan Gamer yang merupakan sentra produksi batik,” tambahnya.
Sementara itu, dalam sambutanya Wali Kota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid, atau yang biasa disapa Mas Aaf, mengapresiasi pelaksanaan Uji SKKNI yang digelar Dispenrinaker Kota Pekalongan tersebut.
Menurut Mas Aaf, legalitas adalah suatu hal yang penting, termasuk bagi para pembatik. “Ini bisa mempermudah para pembatik untuk mendapatkan pekerjaan atau pindah kerja,” ujar Aaf.
Apalagi menurut Mas Aaf, Pekalongan merupakan daerah penyuplai batik terbesar di seluruh Indonesia. “80% batik di Indonesia ini berasal dari Pekalongan, karenanya keberadaan pembatik yang diakui keahlianya sangat penting,” tambahnya.
Tim Dokumentasi Protokol dan Komunikasi Pimpinan Kota Pekalongan