Pj Gubernur Jawa Tengah Tinjau Korban Banjir Sungai Bremi
Pj Gubernur Jawa Tengah Tinjau Korban Banjir Sungai Bremi
Pekalongan, 26 November 2024 – Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (Purn) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M. bersama Wali Kota Pekalongan H. Achmad Afzan Arslan Djunaid, S.E., M.M., dan jajaran Forkopimda Kota Pekalongan, melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi penanganan bencana banjir akibat jebolnya tanggul Sungai Bremi. Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi situasi terkini pasca-jebolnya tanggul Sungai Bremi yang berdampak luas pada beberapa wilayah di Kota Pekalongan.
Dalam wawancaranya, Pj Gubernur Jawa Tengah menjelaskan perkembangan situasi dan langkah-langkah yang telah diambil oleh pemerintah provinsi dan daerah terkait penanganan bencana ini.
"Agenda kami hari ini adalah meninjau kondisi tanggul Sungai Bremi yang jebol, serta mengunjungi para pengungsi. Dari pengamatan kami, meskipun tanggul yang jebol berada di Kabupaten Pekalongan, dampaknya sangat dirasakan di Kota Pekalongan. Alhamdulillah, kami melihat kerja sama yang baik antara Pemerintah Kabupaten Pekalongan, Pemerintah Kota Pekalongan, TNI, Polri, dan masyarakat. Saat ini, tanggul tersebut sudah diperbaiki secara sementara," jelas Pj Gubernur.
Lebih lanjut, Pj Gubernur menyampaikan bahwa Pemprov Jawa Tengah bersama dengan Pemkab Pekalongan dan Pemkot Pekalongan akan melakukan perbaikan tanggul secara permanen dalam waktu dekat. Selain itu, pihaknya juga memberikan bantuan kepada pengungsi yang tersebar di beberapa lokasi.
"Di eks kantor Kelurahan Kramatsari, terdapat sekitar 300 pengungsi, sementara dua lokasi pengungsian lainnya di Gedung Diklat dan TPQ menampung sekitar 200 orang. Total pengungsi saat ini sekitar 500 orang. Kami telah memberikan bantuan berupa 11 ton beras, sembako, pakaian, dan barang-barang siap saji dari Provinsi," tambahnya.
Banjir yang melanda wilayah tersebut menggenangi sekitar 1.307 rumah dengan ketinggian air yang sempat mencapai lebih dari satu meter. Meski demikian, air kini mulai surut dan diperkirakan akan semakin cepat surut dengan adanya perbaikan tanggul sementara dan upaya penyedotan air untuk dikembalikan ke sungai.
"Beberapa rumah sudah bisa kembali dihuni oleh warganya. Kami akan terus membantu perbaikan rumah-rumah yang terdampak, baik yang rusak ringan maupun berat," lanjut Pj Gubernur.
Untuk mendukung kebutuhan para pengungsi, pihak pemerintah juga telah menyiapkan dapur umum dan posko kesehatan yang berada dekat dengan lokasi pengungsian. Monitoring kesehatan para pengungsi pun terus dilakukan guna memastikan kondisi kesehatan mereka tetap terjaga selama masa evakuasi.
Pj Gubernur juga menjelaskan bahwa penyebab utama jebolnya tanggul ini adalah kombinasi dari hujan dengan intensitas tinggi dan fenomena air rob yang menyebabkan tanggul tidak mampu menahan volume air yang masuk. Di sisi lain, di Kabupaten Pekalongan, empat desa juga terdampak banjir dengan lebih dari 3.000 jiwa yang terdampak, namun kondisi pengungsian di wilayah tersebut sudah mulai surut.
Tim Dokumentasi Protokol dan Komunikasi Pimpinan Kota Pekalongan
Pekalongan, 26 November 2024 – Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (Purn) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M. bersama Wali Kota Pekalongan H. Achmad Afzan Arslan Djunaid, S.E., M.M., dan jajaran Forkopimda Kota Pekalongan, melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi penanganan bencana banjir akibat jebolnya tanggul Sungai Bremi. Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi situasi terkini pasca-jebolnya tanggul Sungai Bremi yang berdampak luas pada beberapa wilayah di Kota Pekalongan.
Dalam wawancaranya, Pj Gubernur Jawa Tengah menjelaskan perkembangan situasi dan langkah-langkah yang telah diambil oleh pemerintah provinsi dan daerah terkait penanganan bencana ini.
"Agenda kami hari ini adalah meninjau kondisi tanggul Sungai Bremi yang jebol, serta mengunjungi para pengungsi. Dari pengamatan kami, meskipun tanggul yang jebol berada di Kabupaten Pekalongan, dampaknya sangat dirasakan di Kota Pekalongan. Alhamdulillah, kami melihat kerja sama yang baik antara Pemerintah Kabupaten Pekalongan, Pemerintah Kota Pekalongan, TNI, Polri, dan masyarakat. Saat ini, tanggul tersebut sudah diperbaiki secara sementara," jelas Pj Gubernur.
Lebih lanjut, Pj Gubernur menyampaikan bahwa Pemprov Jawa Tengah bersama dengan Pemkab Pekalongan dan Pemkot Pekalongan akan melakukan perbaikan tanggul secara permanen dalam waktu dekat. Selain itu, pihaknya juga memberikan bantuan kepada pengungsi yang tersebar di beberapa lokasi.
"Di eks kantor Kelurahan Kramatsari, terdapat sekitar 300 pengungsi, sementara dua lokasi pengungsian lainnya di Gedung Diklat dan TPQ menampung sekitar 200 orang. Total pengungsi saat ini sekitar 500 orang. Kami telah memberikan bantuan berupa 11 ton beras, sembako, pakaian, dan barang-barang siap saji dari Provinsi," tambahnya.
Banjir yang melanda wilayah tersebut menggenangi sekitar 1.307 rumah dengan ketinggian air yang sempat mencapai lebih dari satu meter. Meski demikian, air kini mulai surut dan diperkirakan akan semakin cepat surut dengan adanya perbaikan tanggul sementara dan upaya penyedotan air untuk dikembalikan ke sungai.
"Beberapa rumah sudah bisa kembali dihuni oleh warganya. Kami akan terus membantu perbaikan rumah-rumah yang terdampak, baik yang rusak ringan maupun berat," lanjut Pj Gubernur.
Untuk mendukung kebutuhan para pengungsi, pihak pemerintah juga telah menyiapkan dapur umum dan posko kesehatan yang berada dekat dengan lokasi pengungsian. Monitoring kesehatan para pengungsi pun terus dilakukan guna memastikan kondisi kesehatan mereka tetap terjaga selama masa evakuasi.
Pj Gubernur juga menjelaskan bahwa penyebab utama jebolnya tanggul ini adalah kombinasi dari hujan dengan intensitas tinggi dan fenomena air rob yang menyebabkan tanggul tidak mampu menahan volume air yang masuk. Di sisi lain, di Kabupaten Pekalongan, empat desa juga terdampak banjir dengan lebih dari 3.000 jiwa yang terdampak, namun kondisi pengungsian di wilayah tersebut sudah mulai surut.
Tim Dokumentasi Protokol dan Komunikasi Pimpinan Kota Pekalongan