8 Kelurahan Terdampak Banjir Rob di Kota Pekalongan Disasar Program Adaptation Fund

8 Kelurahan Terdampak Banjir Rob di Kota Pekalongan Disasar Program Adaptation Fund
 
Kota Pekalongan - Sebanyak 8 kelurahan di Kota Pekalongan yang terdampak perubahan iklim adanya banjir dan rob akan disasar program Adaptation Fund (AF) yang dijalankan oleh Lembaga Kemitraan Jakarta. Kedelapan kelurahan itu yakni Kelurahan Panjang Baru,Panjang Wetan,Kandang Panjang, Bandengan, Krapyak, Padukuhan Kraton, dan Degayu di Kecamatan Pekalongan Utara, dan Kelurahan Pasirkratonkramat,Kecamatan Pekalongan Barat. Hal ini terungkap dalam kegiatan Kick Off Meeting Program Adaptation Fund Pekalongan Tingkat Kelurahan yang berlangsung di Hotel Dafam Kota Pekalongan,Kamis(9/12/2021).
Adaptation Fund merupakan sebuah program dukungan pembiayaan proyek dan program yang membantu masyarakat rentan di negara berkembang untuk beradaptasi dengan perubahan iklim yang didirikan berdasarkan protokol Kyoto dari konvensi kerangka kerja PBB tentang perubahan iklim (UNFCCC). Saat ini Kota Pekalongan sebagai salah satu kota di Indonesia yang terdampak perubahan iklim menjadi daerah yang mendapatkan perhatian dari Lembaga Kemitraan (Patnership for Governance Reform) untuk mendapat bantuan penanganan banjir rob sebesar Rp 86 miliar melalui program Adaptation Fund (AF).
 
Walikota Pekalongan,HA Afzan Arslan Djunaid,SE yang hadir membuka kegiatan Kick Off Program AF tersebut mengapresiasi adanya program ini yang telah membantu Kota Pekalongan dalam menangani kerusakan lingkungan yang disebabkan karena perubahan iklim. Aaf,sapaan akrabnya,ingin program AF di Kota Pekalongan ini berjalan maksimal.
“Adanya program Adaptation Fund yang pada hari ini sudah dikoordinasikan di tingkat kelurahan yang memang rawan terdampak bencana banjir dan rob,dan sebagainya ini kami apresiasi. Mudah-mudahan kegiatan ini menjadikan pencerahan, penyemangat dan ilmu baru para perangkat kelurahan yang disasar program ini. Mengingat, dalam kegiatan ini juga melibatkan LPM,BKM,RT/RW,dan tokoh masyarakat yang hadir mendukung dimulainya program Adaptation Fund di Kota Pekalongan,” tutur Aaf.
Menurut Aaf, untuk mendukung suksesnya program AF ini,diharapkan peran serta dari masyarakat untuk bersama-sama mengawasi,menjaga, serta merawat lingkungan sekitar dalam meminimalisir dampak perubahan iklim yang terjadi. Pasalnya, tidak dipungkiri,Kota Pekalongan masih rawan terjadi bencana banjir baik yang disebabkan adanya rob maupun air hujan. Upaya kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan sekitar ini harus dimulai dari diri sendiri masing-masing. Pihaknya mengaku bersyukur, adanya program AF yang dijalankan oleh Kemitraan Jakarta ini bisa membawa keberkahan untuk Kota Pekalongan terutama dalam menghadapi ancaman dan dampak dari perubahan iklim tersebut.
 
“Jangan saling menyalahkan ataupun mencari kambing hitam permasalahan tersebut. Sejatinya, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri untuk menuntaskan permasalahan yang ada tanpa peran serta dan partisipasi aktif dari masyarakat. Sehingga, melalui perangkat kelurahan ini kami meminta mereka bisa lebih aktif mengajak warganya untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Pasalnya,selama ini partisipasi masyarakat dalam hal melaksanakan kerja bakti lingkungan masih belum maksimal dan harus ditingkatkan kembali. Dengan adanya program AF ini mudah-mudahan permasalahan perubahan iklim di Kota Pekalongan ini bisa segera teratasi dengan baik,” tegas Aaf.
 
Sementara itu, Team Leader Project Adaptation Fund Kota Pekalongan, Dadang Hilman menjelaskan bahwa Kemitraan sebagai unit kerja yang sudah berakreditasi berupaya untuk turut serta dalam menanggulangi permasalahan ini melalui kerjasama dengan Pemerintah Kota Pekalongan untuk membangun kapasitas para pemangku kepentingan dan mengadvokasi kebijakan ketahanan iklim. Melalui skema pendanaan Adaptation Fund (AF), Kemitraan melaksanakan program pendekatan 3S (safekeeping – surviving – sustaining). Pendekatan 3S merupakan pendekatan untuk perlindungan (safekeeping), peningkatan ketahanan (surviving), dan (sustaining) memelihara kondisi sosial ekonomi masyarakat Kota Pekalongan yang terdampak langsung oleh perubahan iklim agar tetap kondusif dan berkelanjutan. Program ini nantinya akan berjalan selama 3 tahun ke depan.
“Program AF di Kota Pekalongan ini merupakan proyek pertama yang dilakukan Kemitraan Jakarta di tingkat Kota di seluruh Indonesia. Karena adaptasi itu tidak seperti pembangunan atau aktivitas seperti biasa, untuk di Kota Pekalongan sendiri adalah adanya dampak perubahan iklim yaitu banjir rob yang menjadi fokus utama kami dimana ada 8 kelurahan terdampak bencana itu yang akan disasar,” ungkap Dadang.
Disampaikan Dadang,sebetulnya di tingkat kota,ada dokumen rencana aksi daerah adaptasi perubahan iklim di Kota Pekalongan yang berlangsung dalam jangka pendek,menengah maupun jangka panjang. Komponen Intervensi fisik dalam program AF ini di antaranya perlindungan pesisir terhadap abrasi dan terehabilitasi. Kegiatannya di antaranya pengembangan mangrove, penguatan sedimentasi pantai dan pelibatan mayarakat wilayah pesisir. Dampak yang diharapkan menurunnya abrasi pantai, terbentuknya sedimen untuk mempertahankan garis pantai, terehabilitasinya kawasan Pusat Informasi Mangrove dan terlindunginya ekosistem pesisir Kota Pekalongan. Selain itu, pengelolaan sampah atau limbah, fasilitas sanitasi umum dan pengembangan urban farming. Sementara intervensi nonfisik, kegiatan yang akan dilakukan di antaranya peningkatan kapasitas dalam menghadapi perubahan iklim.
“Yang pertama kita ingin melindungi pesisir pantai dari ancaman rob.Yang kedua adalah mempertahankan adanya program yang sudah berjalan saat ini dipelihara dan ditingkatkan melalui berbagai kegiatan terkait dokumen rencana aksi yang disinkronkan dengan program pemerintah kota, pemerintah provinsi, dan pemerintah pusat. Dan yang terakhir adalah melestarikan,adanya kegiatan-kegiatan yang lebih spesifik di tingkat kelurahan yang disasar terutama kaitannya dengan urban farming seperti pengembangan program kampung iklim (proklim),peningkatan pengetahuan masyarakat terkait ancaman rob,pengelolaan sampah,ekowisata dan sebagainya,”tandas Dadang.

Tim Dokumentasi Protokol dan Komunikasi Pimpinan Kota Pekalongan